Bendungan Kemadoh Jegong
Jegong ( 15.01.2019 ). Jegong adalah desa yang terletak -/+ 5 km dari kecamatan Jati, desa yang berada dipinggiran hutan jati di bawah Kawasan Pemangkuan Hutan Randublatung (KPH Randublatung), desa yang 80% dikelilingi hutan jati ini memiliki eksotisme tersendiri.
Desa Jegong yang terdiri 4 dukuh, yaitu dukuh Besi, dukuh Bumirejo, dukuh Jegong dan dukuh Kemadoh. Masyarakat desa Jegong mayoritas adalah petani sekitar 60% adalah petani yang menggarapa lahan milik perhutani/persil (mbaon; masyarakat Jegong menyebutnya).
Dukuh Kemadoh adalah dukuh yang paling dekat dengan hutan bahkan berdampingan langsung dengan hutan, bisa di bilang dukuh Kemadoh berada ditengah hutan, pasalnya dukuh ini memang berada ditengah hutan, hanya jalan yang memotong.
Namun dalam Artikel ini saya tidak ingin membahas lebih jauh tentang desa Jegong. tapi akan membahas sedikit sesuai judul diatas " BENDUNGAN KEMADOH JEGONG " . Bendungan yang terletak di Desa Jegong, tepatnya di sebelah utara dukuh Kemadoh ini semula di programkan bisa menjadi saluran irigasi/pengairan sawah bagi petani, namun sampai saat ini, fungsi dan manfaatnya masih belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyaraka desa Jegong dan sekitarnya. Justru seringkali ketika musim hujan tiba, bendungan ini menjadi momok dan kekhawatiran masyarakat desa Jegong. Kenapa saya mengatakan begitu, karena saya pernah mengalami sendiri, ketika musim hujan bendungan yang membendung sungai2 dari hutan di wilayah Kemadoh ini ternyata tidak mampu bekerja dengan optimal. Air sungai yang datang ketika hujan ini tidak hanya 1 tapi dari banyak sekali anak sungai yang akhirnya berkumpul dibendungan ini sehingga air sampai meluap melewati atas bendungan.
Disamping ada hal menarik dari bendungan ini pada hari2 biasa/musim kemarau bendungan ini memiliki eksotisme yang sangat menarik, dilihat dari segi pemandangan bendungan ini memang sangat menarik apalagi jika bisa di manfaatkan sebagai spot foto, bersantai, refreshing, outbond, dll. Ditambah dengan adanya Background Bukit disebelah barat bendungan, dan aliran sungai di sebelah utara bendungan, sangat menarik jika bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata.
Nah, untuk itulah kami yang notabene sebagai pemuda desa Jegong, yang tergabung sebagai pengurus BUMDesa Desa Jegong tergerak untuk bisa memanfaatkan bendungan ini sebagai wahana wisata, maupun sebagai irigasi di musim kemarau, sebagaimana yang dilakukan teman-teman kami di daerah lain di kabupaten Blora yang bisa memanfaatkan bendungan sebagai tempat wisata maupun sebagai irigasi bagi para petani.
Apalagi dengan adanya BUMDesa kami berharap suatu saat nanti kami bisa mengelola bendungan ini lebih bermanfaat bagi masyarakat Jegong khususnya, masyarakat kecamatan Jati dan sekitarnya pada umumnya. Apalagi dengan dukungan dari Kepala Desa yang sudah lama menghendaki Bumdes bisa mengelola bendungan tersebut sebagai Wahana Wisata yang ada di desa Jegong. Yang diuntungkan lagi, di dekat bendungan ini ada Tanah Bengkok Desa yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum maupun desa.